tema

Selasa, 20 Oktober 2015

KALIMAT


   Pengertian Kalimat

        Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru (!) untuk menyatakan kalimat perintah. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat.

      Macam-Macam Kalimat
      1. Berdasarkan Nilai informasinya (sasaran atau tujuan yang akan di capai)

     a.   Kalimat berita : suatu bentuk kalimat yang menyatakan suatu pernyataan berita atau peristiwa yang  
           perlu diketahui sendiri atau orang lain.
              Contoh : 

  •  Pemerintah menunda kenaikan harga BBM.
  • Kenaikan harga BBM diikuti oleh kenaikan harga kebutuhan pokok.
  • Demo kenaikan harga BBM yang dilakukan oleh mahasiswa di beberapa daerah mengakibatkan kerusakan beberapa fasilitas umum.
               
      b. Kalimat Tanya : suatu bentuk susunan kalimat yang sebenarnya belum lengkap dikarenakan kalimat 
           tersebut memerlukan suatu jawaban sebagai bagian dari kalimat yang dimaksud.
       Contoh :

  • Kapan akan dilaksanakan pemilihan Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017?
  • Siapakah pemenang Indonesian Idol tahun 2012?
  • Apakah perbedaan pertamax dengan premium?

      c. Kalimat perintah : merupakan bentuk susunan kalimat yang menyatakan perintah atau suruhan yang 
          harus dikerjakan oleh orang kedua dan hubungannya erat sekali.

       a)      Suruhan
             Contoh : Buanglah sampah pada tempatnya.

         b) Permintaan
              Contoh : Mohon untuk dating langsung ke kantor Sriwijaya Air.

           c) Larangan 
               Contoh : Jangan makan sambil berjalan.

      d. Kalimat ajakan : merupakan bentuk susunan kalimat yang sebenarnya juga merupakan kalimat 
           perintah yang diperluas dan erat hubungannya dengan orang kedua.
     Contoh:

  •  Mari kita cegah bahaya penggunaan rokok bagi perokok pasif maupun aktif.
  •  Ayo kita laksanakan program kebersihan lingkungan di desa ini.

     e. Kalimat pengandaian
         Contoh : Andaikan saya memiliki banyak uang, saya ingin megajak Ibu saya naik haji.

     f. Kalimat harapan : kalimat yang isinya mengharap suatu hal.
        Contoh : Semoga amal perbuatan beliau diterima disisi–Nya.

     2. Berdasarkan diathesis kalimat
     a. Kalimat aktif (subyek melakukan perbuatan) : bentuk kalimat yang subyeknya melakukan pekerjaan   
         yang mengenai langsung terhadap obyeknya.
     b. Kalimat pasif : suatu bentuk kalimat yang mana subyeknya dari klimat tersebut menderita.

    3. Berdasarkan urutan kata
     a. Kalimat normal ( subyak mendahului predikat)
     b. Kalimat inverse (prediakayt mendahului obyek)

    4. berdasarkan jumlah inti yang menbentuknya
     a. Kalimat minor (hanya mengadung stau inti)
     b. Kalimat mayor (mengandung lebih dari satui inti)

    5. Berdasarkan pola-pola dasar
    a. Kalimat inti : kalimat yang terdiri dari inti subyek dak inti predikat.
    b. Kalimat luas (peluasan dari kalimat inti)
    c. Kalimat transformasi (peubahan dari Kalimat inti)
        Ciri-ciri kalimat ini :
       - Hanya terdiri dari dua kata
       - Dua kata ini sekaligus menjadi inti kalimat
          (kata pertama menduduki jabatan predikat)
       - Urutannya adalah subyek mendahului predikat
       - Informasinya adalah intonasi berit yang netral 

Unsur-Unsur Kalimat

Suatu kalimat terdiri dari beberapa unsur antara lain :

1.   Predikat (P)


Predikat dalam pandangan aliran struktural dianggap unsur yang paling penting dan merupakan inti kalimat. Predikat dalam bahasa Indonesia bisa berwujud kata atau frasa verbal, adjektival, nominal, numeral, dan preposisional.
Perhatikan beberapa contoh kalimat di bawah ini:
a. Yasmina duduk-duduk di ruang tamu.
b. Anda dan saya tidak harus pergi sekarang.
c. Letusan Gunung Merapi keras sekali.

2.   Subjek (S)

Disamping predikat, kalimat umumnya mempunyai unsur yang berfungsi sebagai subjek. Dalam pola kalimat bahasa Indonesia, subjek biasanya terletak sebelum predikat, kecuali jenis kalimat inversi. Subjek umumnya berwujud nomina, tetapi pada kalimat-kalimat tertentu, katagori lain bisa juga mengisi kedudukan subjek.
Contoh kalimat seperti ini:
a.   Ibu memasak di dapur
b.   Saya pergi ke sekolah
c.   Mahasiswa melakukan aksi demonstrasi di depan gedung MPR/DPR

      3.   Objek (O)

Objek bukan unsur wajib dalam kalimat. Keberadaanya umumnya terletak setelah predikat yang berkatagori verbal transitif. Objek pada kalimat aktif akan berubah menjadi subjek jika kalimatnya dipasifkan. Demikian pula, objek pada kalimat pasif akan menjadi subjek jika kalimatnya dijadikan kalimat aktif. Objek umumnya berkatagori nomina.
a.   Ibu memasak ayam goreng di dapur
b.   Anjing itu mengejar kucing semalaman
c.   Pejabat pemerintahan didemo mahasiswa di depan gedung MPR/DPR


      4.   Pelengkap (PEL)

Pelengkap atau komplemen mirip dengan objek. Perbedaan pelengkap dengan objek adalah ketidakmampuannya menjadi subjek jika kalimatnya yang semula aktif dijadikan pasif. Perhatikan kata-kata yang dicetak miring pada kalimat-kalimat di bawah ini. Kata-kata tersebut berfungsi sebagai pelengkap bukan objek.
Contoh:
a. Indonesia berdasarkan Pancasila
b. Ardi ingin selalu berbuat kebaikan
c. Kaki Cecep tersandung batu.

      5.   Keterangan (K)

Unsur kalimat yang tidak menduduki subjek, predidkat, objek, maupun pelengkap dapat diperkirakan menduduki fungsi keterangan. Berbeda dengan O dan PEL. yang pada kalimat selalu terletak dibelakang P, unsur yang berfungsi sebagai keterangan (K) bisa terletak di depan S atau P.
Contoh:
a.   Ibu memasak di dapur
b.  Saya pergi ke sekolah
c.   Mahasiswa melakukan aksi demonstrasi di depan gedung MPR/DPR
d.   Hujan deras mengguyur kota Bogor tadi malam





Pola Kalimat



Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.



Berdasarkan keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami perubahan. Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap. Kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut.



1.) Kalimat Dasar Berpola S P

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:

    • -   Gambar itu / bagus.= S / P (Kata Sifat)


    • -   Peserta penataran ini / empat puluh orang. = S / P (kata bilangan)
    2.) Kalimat Dasar Berpola S P O

    Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:

    • -   Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah. = S /P / O
    3.) Kalimat Dasar Berpola S P Pel.

    Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Misalnya:

    • -   Anaknya / beternak / ayam. = S / P / Pel.
    4.) Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.

    Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:

    • -   Dia / mengirimi / saya / surat. = S / P / O / Pel.
    5.) Kalimat Dasar Berpola S P K

    Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:

    • -   Mereka / berasal / dari Surabaya
    •  = S / P / K
    6.) Kalimat Dasar Berpola S P O K

    Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:

    • -   Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari. = S / P / O / K
    7.) Kalimat Dasar Berpola S P Pel. 

    Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya :

    • -   Ungu / bermain / musik / di atas panggung. = S / P / Pel. / K
    8.) Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K

    Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:

               -   Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan. = S / P / O / Pel. / K



    Referensi :