Pada
tugas kedua ini saya akan membahas tentang:
- Tipe atau bentuk organisasi
- Struktur atau skema organisasi
- Pengertian konflik
- Jenis dan sumber konflik
- Strategi penyelesaian konflik
- Motivasi
- Teori motivasi
- Proses mempengaruhi
- Proses pengambilan keputusan
Tipe atau Bentuk Organisasi
Pada saat
ini Tipe atau Bentuk Organisasi terdapat 6 bentuk organisasi yang perlu
diperhatikan. Berikut ini adalah definisi Tipe atau Bentuk Organisasi menurut
beberapa ahli adalah:
1.
ORGANISASI LINI/GARIS (LINE ORGANIZATION)
Organisasi
Lini/Garis diciptakan oleh Henry Fayol, Organisasi lini adalah suatu bentuk
organisasi yang menghubungkan langsung secara vertical antara atasan dengan
bawahan, sejak dari pimpinan tertinggi sampai dengan jabatan-jabatan yang
terendah, antara eselon satu dengan eselon yang lain masing-masing dihubungkan
dengan garis wewenang atau komando. Organisasi ini sering disebut dengan
organisasi militer. Organisasi Lini hanya tepat dipakai dalam organisasi kecil.
Contohnya; Perbengkelan, Kedai Nasi, Warteg, Rukun tetangga.
Memiliki
Ciri-ciri Organisasi Lini adalah :
- Hubungan antara atasan dan bawahan masih
bersifat langsung dan memilikiJumlah karyawan yang sedikit
- Pemilik modal
merupakan pemimpin tertinggi
- Belum terdapat
spesialisasi Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang & tanggung jawab
penuh atas segala bidang pekerjaan
- Struktur organisasi
sederhana dan stabil Organisasi tipe garis ini biasanya diterapkan kepada
organisasi kecil yang disiplin mudah dipelihara (dipertahankan)
2.
ORGANISASI LINI DAN STAF (LINE AND STAFF ORGANIZATION)
Organisasi
Garis dan Staf diciptakan oleh Harrington Emerson. Organisasi Garis dan Staf
Merupakan bentuk organisasi yang mengambil kelebihan-kelebihan dari organisasi
garis seperti adanya pengawasan secara langsung, serta mengambil
kelebihan-kelebihan dari organisasi staf seperti adanya spesialisasi kerja.
Organisasi Garis dan Staf merupakan kombinasi dari organisasi lini dan azas
komando dipertahankan tetapi dalam kelancaran tugas pemimpin dibantu oleh para
staff, dimana staff berperan untuk memberi masukan, bantuan pikiran,
saran-saran, dan data informasi yang dibutuhkan.
Memiliki
Ciri-ciri:
- Hubungan
atasan dan bawahan tidak bersifat langsung
- Pucuk
pimpinan hanya satu orang dibantu staff
- Terdapat
2 kelompok wewenang yaitu lini dan staff
- Jumlah
karyawan banyak Organisasi besar, bersifat komplek Adanya spesialisasi
3.
ORGANISASI FUNGSIONAL (FUNCTIONAL ORGANIZATION)
Organisasi
Fungsional diciptakan oleh Frederick W. Taylor, Organisasi ini disusun
berdasarkan pada sifat dan macam-macam pekerjaan yang harus dilakukan. masalah
pembagian kerja merupakan masalah yang menjadi perhatian yang sungguh-sungguh.
Memiliki
Ciri-ciri:
- Pembidangan
tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan
- Bawahan
akan menerima perintah dari beberapa atasan
- Pekerjaan
lebih banyak bersifat teknis
- Target-target
jelas dan pasti Pengawasan ketat
- Penempatan
jabatan berdasarkan spesialisasi
4.
ORGANISASI LINI DAN FUNGSIONAL (LINE AND FUNCTIONAL ORGANIZATION)
Suatu
bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada
perkepala unit (Kepala Bagian) untuk mengambil keputusan dalam bidang pekerjaan
tertentu dan selanjutnya pimpinan tertinggi tadi masih melimpahkan wewenang
kepada pejabat fungsional yang melaksanakan bidang pekerjaan operasional dan
hasil tugasnya diserahkan kepada kepala unit terdahulu tanpa memandang eselon
atau tingkatan.
Memiliki
Ciri-ciri:
- Tidak tampak adanya perbedaan tugas-tugas
pokok dan tugas-tugas yang bersifat
bantuan.
- Terdapat spesialisasi yang maksimal
dan tidak menonjolkan perbedaan tingkatan dalam pembagian kerja
5.
ORGANISASI LINI, FUNGSIONAL DAN STAF (LINE, FUNCTIONAL AND STAFF ORGANIZATION)
Organisasi
ini merupakan perkembangan lebih lanjut atau merupakan gabungan dari organisasi
yang berbentuk lini fungsional dan staf.
Memiliki
Ciri-ciri:
- Organisasi
besar dan kadang sangat ruwet
- Jumlah
karyawan banyak.
- Mempunyai
unsur karyawan pokok: Karyawan dengan tugas pokok (line personal), Karyawan
dengan tugas bantuan (staff personal), Karyawan dengan tugas operasional
fungsional (functional group)
6.
ORGANISASI KOMITE (COMMITE ORGANIZATION)
Suatu
organisasi dimana tugas kepemimpinan dan tugas tertentu lainnya dilaksanakan
secara kolektif.
Organisasi
komite terdiri dari :
1.
Executive Committee ( Pimpinan Komite), yaitu para anggotanya mempunyai
wewenang lini
2. Staff
Committee, yaitu orang – orang yang hanya mempunyai wewenang staf
Memiliki
ciri-ciri :
- Adanya
dewan dimana anggota bertindak secara kolektif
- Adanya hak, wewenang dan tanggung jawab sama
dari masing-masing anggota dewan.
- Asas
musyawarah sangat ditonjolkan
- Organisasinya
besar & Struktur tidak sederhana
- Biasanya
bergerak dibidang perbankan, asuransi, niaga.
Struktur atau Skema Komunikasi
Struktur
organisasi adalah sekumpulan komponen-komponen (unit-unit kerja) yang telah
disusun dalam organisasi. Struktur organisasi berguna untuk menunjukkan adanya
beberapa pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau
kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda agar bisa dikoordinasikan . Selain itu
struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan,
saluran perintah dan penyampaian laporan.
Struktur
Organisasi juga merupakan suatu kerangka yang menunjukkan seluruh
kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk mencapai tujuan organisasi, yang
berhubungan dengan fungsi, wewenang dan tanggung jawab untuk mencerminkan
mekanisme-mekanisme formal pada pengelolaan organisasi
Menurut
Keith Davis ada 6 bagan bentuk struktur organisasi yaitu :
1.Bentuk
Vertikal
Dalam
bentuk ini, sistem organisasi pimpinan sampai organisasi atau pejabat yang
lebih rendah digariskan dari atas ke bawah secara vertikal.
2.Bentuk
Mendatar / Horizontal
Dalam
bentuk ini, saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan
organisasi atau pejabat yang terendah disusun atau digariskan dari kiri kea rah
kanan atau sebaliknya.
3.Bentuk
Lingkaran
Dalam
bentuk lingkaran, saluran wewenangnya dari pucuk pimpinana sampai dengan satuan
organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari pusat lingkaran ke aarah
bidang lingkaran.
4.Bentuk
Setengah Lingkaran
Dalam
bentuk ini, saluran wewenang dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan
organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari pusat lingkaran kea rah
bidang bawah lingkaran atau sebaliknya
5.Bentuk
Elliptical
Dalam
bentuk ini, saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan
organisasi atau pejabat yang terendah digambarkan dengan pusat Elips kearah
bidang elips
6.Bentuk
Piramid terbalik
Dalam
bentuk ini, saluran wewenang dari pucuk pimpinan sampai dengan organisasi atau
pejabat terendah digambarkan dalam susunan berbentuk piramid terbalik.
Skema
atau bagan organisasi adalah suatu lukisan tentang organisasi yang dimaksudkan
untuk menggambarkan susunan dari organisasi baik mengenai fungsi, bidang,
tingkatan maupun rentang kendalinya.
Macam-macam
Skema Organisasi:
1. Skema
Organisasi Fungsional: Dalam skema organisasi fungsional, menjelaskan tentang
letak dari fungsi-fungsi tugas dalam hubungannya dengan fungsi-fungsi yang
lain.
2. Skema
Organisasi Jabatan Dalam skema organisasi jabatan, menjelaskan tentang garis
wewenang yang harus dianut sesuai dengan jabatan masing-masing.
3. Skema
Organisasi Nama Dalam skema organisasi nama, menjelaskan tentang garis wewenang
yang harus dianut sesuai dengan nama-nama para pejabat yang bersangkutan.
4. Skema
Organisasi Nama dan Jabatan Dalam skema organisasi nama dan jabatan,
menggabungkan antara masing-masing jabatan dengan masing-masing nama para
pejabat dalam suatu organisasi.
5. Skema
Organisasi Struktur Dalam skema organisasi truktur, menjelaskan tingkatan
jenjang antara unit-unit dalam organisasi tersebut
Berdasarkan
teknik atau cara membuatnya:
1. Skema
organisasi Tegak Lurus dari atas kebawah
2. Skema
organisasi Mendatar dari kiri kekanan
3. Skema
organisasi gabungan Tegak Lurus dan Mendatar
4. Skema
Organisasi Lingkaran
5. Skema
Organisasi Gambar
Definisi Konflik
Kata
konflik memiliki akar dari bahasa latin, sebuah kata
kerja configereyang artinya “saling memukul”. Konflik bisa di alami
oleh tiap individu atau golongan, baik sebagai konflik pribadi maupun sebagai
konflik sosial. Konflik pribadi muncul ketika ada persinggungan batin yang
dirasakan seorang individu. Misal, ada keinginan yang belum bisa diwujudkan atau sejenisnya. Sedangkan konflik sosial muncul seiring dengan keberperanan kita dalam suatu sistem kehidupan, baik itu berkeluarga, bermasyarakat, maupun bernegara.
dirasakan seorang individu. Misal, ada keinginan yang belum bisa diwujudkan atau sejenisnya. Sedangkan konflik sosial muncul seiring dengan keberperanan kita dalam suatu sistem kehidupan, baik itu berkeluarga, bermasyarakat, maupun bernegara.
Konflik
adalah kericuhan dalam kegiatan bersosial masyarakat yang wajar terjadi. Tidak
ada satupun masyarakat atau kelompok masyarakat yang tidak pernah mengalami
konflik dengan anggota kelompok lain. Selama masih ada interaksi antara
individu atau kelompok dalam masyarakat, konflik juga akan tetap ada. Konflik
akan hilang jika masyarakat itu sendiri turut hilang.
Jenis Konflik dan Sumber Konflik
Ada lima
jenis konflik dalam kehidupan organisasi :
1.
Konflik dalam diri individu Konflik terjadi bila
pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin
dipenuhi sekaligus.
2.
Konflik antar individu dalam organisasi yang sama
karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara
dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain.
3.
Konflik antar individu dan kelompok seringkali
berhubungan dengan cara individumenghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai
konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka.
4.
Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama
Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam
organisasiorganisasi.Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja.
5.
Konflik antar organisasi konflik ini biasanya
disebut dengan persaingan.
Penyebab terjadinya konflik
Penyebab terjadinya konflik
Setelah
mengapa ada konflik, biasanya ada sumber-sumber yang menjadikan konflik
tersebut muncul, secara umum biasanya terjadi karena tersebut dibawah ini:
1.
Adanya aspirasi yang tidak ditampung.2.
2.
Saling ketergantungan tugas.
3.
Ketergantungan satu arah.
4.
Ketidakpuasan, perasaan ketidakadilan.
5.
Distorsi komunikasi
6.
Tidak ada pedoman
7.
Aturan yang kurang jelas
8.
Kurang transparannya beberapa hal
STRATEGI PENYELESAIAN KONFLIK
ü Menghindar
Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik tidak terlalu penting atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang berkonfrontasi untuk menenangkan diri. Manajer perawat yang terlibat didalam konflik dapat menepiskan isu dengan mengatakan “Biarlah kedua pihak mengambil waktu untuk memikirkan hal ini dan menentukan tanggal untuk melakukan diskusi
Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik tidak terlalu penting atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang berkonfrontasi untuk menenangkan diri. Manajer perawat yang terlibat didalam konflik dapat menepiskan isu dengan mengatakan “Biarlah kedua pihak mengambil waktu untuk memikirkan hal ini dan menentukan tanggal untuk melakukan diskusi
ü Mengakomodasi
Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan. Perawat yang menjadi bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan kebutuhan pihak lain di tempat yang pertama.
Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan. Perawat yang menjadi bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan kebutuhan pihak lain di tempat yang pertama.
ü Kompetisi
Gunakan
metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan
keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin
mengkompromikan nilai-nilai anda. Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi
bisa jadi merupakan metode yang penting untuk alasan-alasan keamanan.
ü Kompromi
atau Negosiasi
Masing-masing
memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan
menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan
semua pihak.
ü Memecahkan
Masalah atau Kolaborasi
Pemecahan
sama-sama menang dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang
sama. Perlu adanya satu komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk saling
mendukung dan saling memperhatikan satu sama lainnya.
Motivasi
Motivasi
adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu
perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi berasal dari
kata motif yang berarti "dorongan" atau rangsangan atau
"daya penggerak" yang ada dalam diri seseorang. Menurut Weiner
(1990) yang dikutip Elliot et al. (2000), motivasi
didefenisikan sebagai kondisi internal yang membangkitkan kita untuk
bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap
tertarik dalam kegiatan tertentu. Menurut Uno (2007), motivasi dapat
diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang
yang diindikasikan dengan adanya; hasrat dan minat; dorongan dan kebutuhan;
harapan dan cita-cita; penghargaan dan penghormatan. Motivasi adalah sesuatu apa
yang membuat seseorang bertindak (Sargent, dikutip oleh Howard, 1999)
menyatakan bahwa motivasi merupakan dampak dari interaksi seseorang dengan
situasi yang dihadapinya (Siagian, 2004).
Motivasi
menjadi suatu kekuatan, tenaga atau daya, atau suatu keadaan yang kompleks dan
kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik
disadari maupun tidak disadari (Makmun, 2003). Motivasi seseorang dapat
ditimbulkan dan tumbuh berkembang melalui dirinya sendiri-intrinsik dan dari
lingkungan-ekstrinsik (Elliot et al., 2000; Sue Howard, 1999). Motivasi
intrinsik bermakna sebagai keinginan dari diri sendiri untuk bertindak tanpa
adanya rangsangan dari luar (Elliott, 2000). Motivasi intrinsik akan lebih
menguntungkan dan memberikan keajegan dalam belajar. Motivasi ekstrinsik
dijabarkan sebagai motivasi yang datang dari luar individu dan tidak dapat
dikendalikan oleh individu tersebut (Sue Howard, 1999). Elliott et al. (2000),
mencontohkannya dengan nilai, hadiah, dan/atau penghargaan yang digunakan untuk
merangsang motivasi seseorang.
Misalnya,
dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan daya penggerak yang menjamin
terjadinya kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan
belajar sehingga tujuan yang diinginkan dapat terpenuhi. Dengan demikian
motivasi sangat berpengaruh terhadap hasil belajar seseorang. Apabila seseorang
tidak mempunyai motivasi untuk belajar, maka orang tersebut tidak akan mencapai
hasil belajar yang optimal. Untuk dapat belajar dengan baik di perlukan proses
dan motivasi yang baik, memberikan motivasi kepada pembelajar, berarti
menggerakkan seseorang agar ia mau atau ingin melakukan sesuatu.
Teori motivasi
Banyak teori
motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yang dimaksudkan untuk
memberikan uraian yang menuju pada apa sebenarnya manusia dan manusia akan
dapat menjadi seperti apa. Teori-teori motivasi itu antara lain:
1. TEORI
MOTIVASI KEBUTUHAN ( MENURUT ABRAHAM MASLOW)
Teori
motivasi yang paling terkenal adalah hierarki teori kebutuhan milik Abraham
Maslow. Ia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia terdapat
hierarki dari lima kebutuhan, yaitu fisiologis (rasa lapar, haus, seksual, dan
kebutuhan fisik lainnya), rasa aman (rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik
dan emosional), sosial (rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan
persahabatan), penghargaan (faktor penghargaan internal dan eksternal), dan
aktualisasi diri (pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri
sendiri).
Maslow
memisahkan lima kebutuhan ke dalam urutan-urutan. Kebutuhan fisiologis dan rasa
aman dideskripsikan sebagai kebutuhan tingkat bawah sedangkan kebutuhan sosial,
penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat atas.
Perbedaan antara kedua tingkat tersebut adalah dasar pemikiran bahwa kebutuhan
tingkat atas dipenuhi secara internal sementara kebutuhan tingkat rendah secara
dominan dipenuhi secara eksternal. (Maslow. (Inggris)A. Motivation and Personality.
New York: Harper & Row, 1954, hal. 57-67.)
2. TEORI
MOTIVASI HERZBERG
Menurut
Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha
mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu
disebutnya faktorhigiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor
intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari
ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan,
kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan faktor
motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk
didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb
(faktor intrinsik).
3. TEORI
ACHIEVEMENT MC CLELLAND
Menurut
Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi
kebutuhan manusia, yaitu:
1.
Need for achievement (kebutuhan akan prestasi
dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, berusaha keras untuk
berhasil.)
2.
Need for afiliation keinginan untuk menjalin suatu
hubungan antarpersonal yang ramah dan akrab (kebutuhan akan hubungan
sosial/hampir sama dengan soscialneed-nya Maslow)
3.
Need for Power kebutuhan untuk membuat individu
lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku
sebaliknya (dorongan untuk mengatur)
4. TEORI
X DAN Y DOUGLASS MC GREGOR
Douglas
McGregor menemukan teori X dan teori Y setelah mengkaji cara para manajer
berhubungan dengan para karyawan. Kesimpulan yang didapatkan adalah
pandangan manajer mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok
asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk perilaku mereka terhadap
karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.
Ada empat asumsi yang dimiliki manajer dalam teori X
- Karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha untuk menghindarinya.
- Karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dipakai, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
- Karyawan akan mengindari tanggung jawab dan mencari perintah formal, di mana ini adalah asumsi ketiga.
- Sebagian karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi.
Bertentangan
dengan pandangan-pandangan negatif mengenai sifat manusia dalam teori X, ada
pula empat asumsi positif yang disebutkan dalam teori Y.
·
Karyawan menganggap kerja sebagai hal yang
menyenangkan, seperti halnya istirahat atau bermain.
·
Karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan
emosi untuk mencapai berbagai tujuan.
· Karyawan bersedia belajar untuk menerima, mencari,
dan bertanggungjawab.
· Karyawan mampu membuat berbagai keputusan inovatif
yang diedarkan ke seluruh populasi, dan bukan hanya bagi mereka yang menduduki
posisi manajemen.
5. TEORI
MOTIVASI CLAYTON ALDERFER
Clayton
Alderfer mengetengahkan teori motivasi ERG yang didasarkan pada kebutuhan
manusia akan keberadaan (exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan
(growth). Teori ini sedikit berbeda dengan teori maslow. Disini Alfeder
mengemukakan bahwa jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum dapat
dipenuhi maka manusia akan kembali pada gerak yang fleksibel dari pemenuhan
kebutuhan dari waktu kewaktu dan dari situasi ke situasi.
6. TEORI
MOTIVASI VROOM
Teori
dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa
seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat
melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan.
Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga
komponen, yaitu:
- Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas
- Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu)
- Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau negatif.Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapanMotivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi
Motivasi
sebagai proses batin atau proses psikologis dalam diri seseorang, sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain :
1. Faktor
Ekstern
- Lingkungan kerja
- Pemimpin dan kepemimpinan
- Tuntutan perkembangan organisasi atau tugas
- Dorongan atau bimbingan atasan
2. Faktor Intern
- Pembawaan individu
- Tingkat pendidikan
- Pengalaman masa lampau
- Keinginan atau harapan masa depan.
Sumber
lain mengungkapkan, bahwa didalam motivasi itu terdapat suatu rangkaian
interaksi antar berbagai faktor. Berbagai faktor yang dimaksud meliputi :
- Individu dengan segala unsur-unsurnya : kemampuan dan ketrampilan, kebiasaan, sikap dan sistem nilai yang dianut, pengalaman traumatis, latar belakang kehidupan sosial budaya, tingkat kedewasaan, dsb
- Situasi dimana individu bekerja akan menimbulkan berbagai rangsangan: persepsi individu terhadap kerja, harapan dan cita-cita dalam keja itu sendiri, persepsi bagaimana kecakapannya terhadap kerja, kemungkinan timbulnya perasaan cemas, perasaan bahagia yang disebabkan oleh pekerjaan
- Proses penyesuaian yang harus dilakukan oleh masing-masing individu terhadap pelaksanaan pekerjaannya.
- Pengaruh yang datang dari berbagai pihak : pengaruh dari sesama rekan, kehidupan kelompok maupun tuntutan atau keinginan kepentingan keluarga, pengaruh dari berbagai hubungan di luar pekerjaan.
- Reaksi yang timbul terhadap pengaruh individu.
- Perilaku atas perbuatan yang ditampilkan oleh individu.
- Timbulnya persepsi dan bangkitnya kebutuhan baru, cita-cita dan tujuan
Beberapa
faktor yang dapat mempngaruhi motivasi kelompok (teamwork) dalam bekerja dapat
dikategorikan sebagai berikut:
- Tujuan
Visi,
misi dan tujuan yang jelas akan membantu team dalam bekerja. Namun hal tersebut
belum cukup jika visi., misi dan tujuan yang ditetapkan tidak sejalan dengan
kebutuhan dan tujuan para anggota
2. Tantangan
Manusia
dikarunia mekanisme pertahanan diri yang di sebut “fight atau flight syndrome”.
Ketika dihadapkan pada suatu tantangan, secara naluri manusia akan melakukan
suatu tindakan untuk menghadapi tantangan tersebut (fight) atau menghindar
(flight). Dalam banyak kasus tantangan yang ada merupakan suatu rangsangan
untuk mencapai kesuksesan. Dengan kata lain tantangan tersebut justru merupakan
motivator.
Namun
demikian tidak semua pekerjaan selalu menghadirkan tantangan. Sebuah team tidak
selamanya akan menghadapi suatu tantangan. Pertanyaannya adalah bagaimana
caranya memberikan suatu tugas atau pekerjaan yang menantang dalam interval.
Salah satu criteria yang dapat dipakai sebagai acuan apakah suatu tugas
memiliki tantangan adalah tingkat kesulitan dari tugas tersebut. Jika terlalu
sulit, mungkin dapat dianggap sebagai hal yang mustahil dilaksanakan, maka team
bisa saja menyerah sebelum mulai mengerjakannya. Sebaliknya, jika terlalu mudah
maka team juga akan malas untuk mengerjakannya karena dianggap tidak akan
menimbulkan kebanggaan bagi yang melakukannya.
3. Keakraban
Team yang
sukses biasanya ditandai dengan sikap akraban satu sama lain, setia kawan, dan
merasa senasib sepenanggungan. Para anggota team saling menyukai dan berusaha
keras untuk mengembangankan dan memelihara hubungan interpersonal. Hubungan
interpersonal menjadi sangat penting karena hal ini akan merupakan dasar
terciptanya keterbukaan dan komunikasi langsung serta dukungan antara sesama
anggota team.
4. Tanggung jawab
Secara
umum, setiap orang akan terstimulasi ketika diberi suatu tanggungjawab.
Tanggungjawab mengimplikasikan adanya suatu otoritas untuk membuat perubahan
atau mengambil suatu keputusan. Team yang diberi tanggungjawab dan otoritas
yang proporsional cenderung akan memiliki motivasi kerja yag tinggi
5. Kesempatan untuk maju
Setiap
orang akan melakukan banyak cara untuk dapat mengembangkan diri, mempelajari
konsep dan ketrampilan baru, serta melangkah menuju kehidupan yang lebih baik.
Jika dalam sebuah team setiap anggota merasa bahwa team tersebut dapat
memberikan peluang bagi mereka untuk melakukan hal-hal tersebut di atas maka
akan tercipta motivasi dan komitment yang tinggi. Hal ini penting mengingat
bahwa perkembangan pribadi memberikan nilai tambah bagi individu dalam
meningkatkan harga diri
6. Kepemimpinan
Tidak
dapat dipungkiri bahwa leadership merupakan faktor yang berperan penting dalam
mendapatkan komitment dari anggota team. Leader berperan dalam menciptakan
kondisi yang kondusif bagi team untuk bekerja dengan tenang dan harmonis. Seorang
leader yang baik juga dapat memahami 6 faktor yang dapat menimbulkan motivasi
seperti yang disebutkan diatas
Proses Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah pemilihan beberapa tindakan
alternatif yang ada untuk mencapai satu atau beberapa tujuan yang telah
diterapkan (Turban, 2005). Pada dasarnya pengambilan keputusan merupakan suatu
bentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih, yang
prosesnya melalui mekanisme tertentu dengan harapan akan menghasilkan suatu
keputusan yang terbaik (Simon,1980).
Penyelesaian
masalah adalah suatu bentuk aktifis dimana individu atau organisasi dalam
mencapai tujuan yang diinginkan harus membuat seleksi dari beberapa langkah
alternatif untuk mencapai tujuan tersebut (Gass, 1985). Penyelesaian masalah
dengan alternatif ini dilakukan oleh pengambil keputusan.
Pengambilan
keputusan adalah seorang individu yang tidak merasa puas dengan situasi yang
ada atau dengan prospek situasi mendatang dan yang mempunyai otoritas untuk
berinisiatif dalam mengambil langkah untuk menanggulangi keadaan tersebut
(Kuswardani,2006).
Pengambilan
keputusan meliputi empat tahap yang saling berhubungan dan
berurutan (Simon, 1980). Empat proses tersebut adalah :
Ø Intelligence
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses, dan diuji dalam rangka mengidentifikasi masalah.
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses, dan diuji dalam rangka mengidentifikasi masalah.
Ø Design
Tahap ini adalah proses menemukan, mengembangkan, dan menganalisis alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi proses untuk mengertimasalah, menurunkan solusi, dan menguji kelayakan solusi.
Tahap ini adalah proses menemukan, mengembangkan, dan menganalisis alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi proses untuk mengertimasalah, menurunkan solusi, dan menguji kelayakan solusi.
Ø Choice
Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang mungkin akan dijalankan. Tahap ini meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi solusi yang sesuai untuk model yang telah dibuat. Solusi dari model merupakan nilai spesifik untuk variabel hasil pada alternatif yang dipilih.
Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang mungkin akan dijalankan. Tahap ini meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi solusi yang sesuai untuk model yang telah dibuat. Solusi dari model merupakan nilai spesifik untuk variabel hasil pada alternatif yang dipilih.
Ø Implementation
Tahap implementasi adalah tahap pelaksanaan dari keputusan yang telah diambil. Pada tahap ini diperlukan untuk menyusun serangkian tindakan yang terencana, sehingga hasil keputusan dapat dipantau dan disesuaikan apabila diperlukan perbaikan
Tahap implementasi adalah tahap pelaksanaan dari keputusan yang telah diambil. Pada tahap ini diperlukan untuk menyusun serangkian tindakan yang terencana, sehingga hasil keputusan dapat dipantau dan disesuaikan apabila diperlukan perbaikan
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar